Beranda | Artikel
Penting Untuk Khatib: Khutbah Jumat Sebaiknya Berapa Menit? Syaikh Saad al-Khatslan #NasehatUlama
Kamis, 15 Desember 2022

Durasi khutbah di antara para khatib berbeda-beda.
Berapa lama durasi khutbah Jumat yang hendaknya seorang khatib tidak melebihinya
agar sesuai dengan sunah?

Durasi khutbah yang sesuai sunah
adalah setara dengan bacaan surat Qaf secara tartil.
Setara dengan bacaan surat Qaf secara tartil yaitu sekitar 10 hingga 15 menit.

Inilah durasi yang sesuai. Ada dua golongan khatib, yang berlebihan dan pertengahan.
Ada yang memperpanjang khutbah, ia berkhutbah setengah jam atau lebih.
Ini menyelisihi sunah.

Ada juga kebalikannya—ada reaksi dari sebagian saudara kita—
yang sangat memperpendek khutbah sehingga banyak kekurangannya.
Sebagian khutbah hanya tiga atau empat menit saja.

Ini juga menyelisihi sunah.
Tujuan dari khutbah adalah untuk memberi manfaat dan faedah serta nasihat bagi orang-orang.

Khutbah pendek yang hanya tiga atau empat menit, apa yang akan disampaikan khatibnya?
Jamaah yang hadir hendaklah dihormati akal mereka.

Mereka datang ke masjid di awal waktu
dan penuh kesiapan, karena ingin mengambil manfaat dari khutbah.
Oleh karena itu, khatib harus menghormati mereka dan menyiapkan khutbah yang sesuai keadaan.

Khutbah ini juga dihadiri oleh para malaikat, dan disebut oleh Allah sebagai zikir kepada Allah.
Sehingga khutbah harus bermanfaat.

Orang yang berkhutbah hanya dalam dua, tiga, atau empat menit itu,
apa yang akan ia sampaikan?
Jadi, ini juga termasuk kesalahan yang dilakukan oleh sebagian saudara kita.

Mereka sangat memperpendek khutbah sehingga banyak kekurangan.
Yang seharusnya adalah pertengahan.
Tidak terlalu panjang sehingga membosankan, tidak juga terlalu pendek sehingga banyak kekurangan.

Namun, dengan durasi setara bacaan surat Qaf secara tartil.
Inilah sunah dalam khutbah.
Hendaknya diketahui juga bahwa sabda Nabi ‘alaihis shalatu wassalam
bahwa panjang salat seseorang dan pendek khutbahnya adalah tanda ilmu fikihnya (pemahamannya).

Hadis ini harus dipahami dengan pemahaman yang benar.
Karena sebagian orang memahami bahwa yang dimaksud adalah memperpendek sekali.
Oleh sebab itu, mereka menyampaikan khutbah mereka dalam tiga atau empat menit.

Namun, yang dimaksud adalah pendek dan panjang secara relatif.
Karena jika kamu memahami hadis ini secara zahirnya saja,
maka Nabi ‘alaihis shalatu wassalam membaca dalam Salat Jumat
biasanya dengan surat Sabbihis (al-A’la) dan al-Ghasyiyah.

Apakah ini maknanya khutbah beliau lebih pendek dari surat al-A’la?
Pendapat ini tidak dikatakan oleh siapa pun!
Jadi, yang dimaksud adalah panjang dan pendek secara relatif.

====

تَتَفَاوَتُ مُدَّةُ خُطْبَةِ الْجُمُعَةِ عِنْدَ الْخُطَبَاءِ

مَا هِيَ خُطْبَةُ الْجُمُعَةِ الَّتِي يَنْبَغِي أَلَّا يَتَجَاوَزَهَا الْخَطِيبُ

لِيَكُونَ مُوَافِقًا لِلسُّنَّةِ؟

مُدَّةُ الْخُطْبَةِ الْمُوَافَقَةِ لِلسُّنَّةِ

هِيَ بِقَدْرِ قِرَاءَةِ سُورَةِ ق مُرَتَّلَةً

قَدْرَ قِرَاءَةِ سُورَةِ ق مُرَتَّلَةً يَعْنِي حُدُودٌ مِنْ عَشْرِ دَقائِقَ إِلَى رُبُعِ السَّاعَةِ

هَذَا هُوَ الْقَدْرُ يَعْنِي الْمُنَاسِبُ وَيَعْنِي هُنَاكَ طَرَفَانِ وَوَسَطٌ

هُنَاكَ مَنْ يُطِيلُ الْخُطْبَةَ يَبْقَى فِي الْخُطْبَةِ نِصْفُ سَاعَةٍ أَوْ أَكْثَرَ

هَذَا خِلَافُ السُّنَّةِ

وَهُنَاكَ أَيْضًا فِي الْمُقَابِلِ هُنَاكَ رَدَّةُ فِعْلٍ لِبَعْضِ الْإِخْوَةِ

يُقَصِّرُونَ الْخُطْبَةَ تَقْصِيرًا مُخِلًّا

بَعْضُ الْخُطْبَةِ ثَلَاثَ دَقَائِقَ أَوْ أَرْبَعَ دَقَائِقَ

فَأَيْضًا هَذَا خِلَافُ السُّنَّةِ

لِأَنَّ الْمَقْصُودَ مِنَ الْخُطْبَةِ مَنْفَعَةٌ إِفَادَةُ النَّاسِ وَمَوْعِظَةُ النَّاسِ

وَخُطْبَةٌ قَصِيرَةٌ فِي حُدُودِ ثَلَاثِ وَأَرْبَعِ دَقَائِقَ مَاذَا سَيَقُولُ الْخَطِيْبُ فِيْهَا؟

وَهَؤُلاَءِ النَّاسُ يَنْبَغِي أَنْ تُحْتَرَمَ عُقُولُهُمْ

أَتَوْا لِلْمَسْجِدِ الْجَامِعِ مُبَكِّرِيْنَ

وَمُتَهَيِّئِيْنَ يُرِيْدُوْنَ أَنْ يَسْتَفِيْدُوْا مِنَ الْخُطْبَةِ

فَيَنْبَغِي أَنْ يَحْتَرِمَهُمُ الْخَطِيبُ وَأَنْ يُعِدَّ خُطْبَةً تُنَاسِبُ الْمَقَامَ

وَهَذِهِ الْخُطْبَةُ تَحْضُرُهَا الْمَلَائِكَةُ وَسَمَّاهَا اللهُ ذِكْرَ اللهِ

فَيَنْبَغِي أَنْ تَكُونَ خُطْبَةً مُفِيدَةً

وَأَنْ يَكُونَ مَوْضُوعُهَا مُفِيدًا

فَالَّذِيْ سَيُلْقِيْهَا فِي دَقِيْقَتَيْنِ أَوْ ثَلَاثِ أَوْ أَرْبَعِ

يَعْنِي مَاذَا سَيَقُولُ؟

فَهَذَا أَيْضًا مِنَ الأَخْطَاءِ الَّتِي وَقَعَ فِيهَا بَعْضُ الْإِخْوَةِ

أَنَّهُمْ يُقَصِّرُونَ الْخُطْبَةَ تَقْصِيرًا مُخِلًّا

وَالْمَطْلُوبُ هُوَ الاِعْتِدَالُ

فَلَا تُطَوَّلُ تَطْوِيلًا مُمِلًّا وَلَا تُقَصَّرُ تَقْصِيرًا مُخِلًّا

وَإِنَّمَا تَكُونُ بِقَدْرِ قِرَاءَةِ سُورَةِ ق مُرَتَّلَةً

هَذِهِ هِيَ السُّنَّةُ فِي الْخُطْبَةِ

وَيَنْبَغِي أَنْ يُعْلَمَ أَنَّ قَوْلَ النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ

أَنَّ طُوْلَ صَلَاةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ

يَنْبَغِي أَنْ يُفْهَمَ هَذَا الْحَدِيثُ فَهْمًا صَحِيحًا

لِأَنَّ بَعْضَ النَّاسِ يَفْهَمُ أَنَّ الْمَقْصُودَ التَّقْصِيْرُ الشَّدِيْدُ

وَلِذَلِكَ يَجْعَلُونَ الْخُطْبَةَ ثَلَاثَ دَقَائِقَ أَرْبَعَ دَقَائِقَ

الْمَقْصُودُ الْقِصَرُ النِّسْبِيُّ وَالطُّولُ النِّسْبِيُّ

وَإِلَّا لَوْ أَخَذْتَ الْحَدِيثَ عَلَى ظَاهِرِهِ

النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ كَانَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الْجُمُعَةِ

غَالِبًا بِسَبِّحْ وَالْغَاشِيَةِ

هَلْ مَعْنَى ذَلِكَ أَنَّ الْخُطْبَةَ تَكُونُ أَقْصَرَ مِنْ سُورَةِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى؟

هَذَا مَا قَالَ بِهِ أَحَدٌ

فَالْمَقْصُودُ إِذًا الطُّوْلُ النِّسْبِيُّ وَالْقِصَرُ النِّسْبِيُّ


Artikel asli: https://nasehat.net/penting-untuk-khatib-khutbah-jumat-sebaiknya-berapa-menit-syaikh-saad-al-khatslan-nasehatulama/